Perjalanan kali ini sungguh gila, menegangkan, mengerikan. berawal dari undangan teman kampusku, si Eka yang siap menikah dengan calon suaminya yang dijodohkan orang tuanya berdasarkan adat bugis. Niatnya memang tidak ingin kesana berhubung banyak hal yang harus dikerjakan ini, itu, apalagi mahasiswa semester akhir kayak saya ya fokus memang di proposal, penelitian, skripsi yang wajib dilakoni oleh mahasiswa sebagai syarat memperoleh gelar sarjana. Sebut saja Ismul, partner, teman kampusku mengajak saya untuk hadir diacara nikahannya Ekha, saya nolak berkali-kali kali, ya dipikir-pikir tidak enakkan sama si Ekhanya yang juga teman seperjuangan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik di Universitas Pejuang Republik Indonesia. Hati ini akhirnya bersahabat pula tapi fisikku yang mengalami sedikit menurunnya daya tahan tubuh. Kami berkumpul di rumah Ayu, kesana kita berombongan pergi ke acara nikahnya Ekha menggunakan mobil rental yang dibayar patungan berdasarkan kesepakatan kami kemarin-kemarin. Mobilnya lumayan baru supirnya kebetulan kanda Adam, someonenya Miss Rhyani, daripada pake yang lain mending pake yang udah jago keluar kota Makassar tanpa perlu biaya tambahan untuk sopirnya. Saya sama Ismul meluncur ke rumah si Ayu, setiba disana Linda dan Miss Rhyani sudah dari tadi menunggu yang lainnya berangkatnya duluan dengan kendaraan roda dua masing- masing. Motor di Ismul dititipkan di rumah Omnya di Abdesir lalu dirinya dijemput ayu dan kak Adam ini ( sopir andalan).
Semua perlengkapan sudah dimasukkan di Mobil dan kita siap meluncur tapi sebelumnya kita milih lewat jalur mana tol apa bukan? Ya tol saja dengan alasan mengefisienkan waktunya. Selama di perjalanan ada saja cerita aneh mulai dari asmara, cerita orang, pengalaman kerja, rencana setelah sarjana kemana, kapan nikah, hahahaha .... Urusan icip-icip kita memang tak bisa lepas ini tradisinya orang bepergian jauh. Makan terus tanpa henti. Saya dan Ismul meminta Adam untuk menyetop sementara perjalanan kami soalnya sudah masuk jam ibadah sholat maghrib. Barengan berdua kita jamak sholatnya karena diperbolehkan bagi musafir kek kita begini. Setelah itu perjalanan kamipun berlanjut. Sepersekian detik bahkan menit lanjut ngobrol sama sini, uang panailah yang bikin kita jadi baper eits keknya kak Adam sama Rhyani agak trouble nih. Kami dihiburi alunan musik audio mobil bervolume big sound kamipun tak mau kalah untuk ikut bernyanyi ria di mobil hampir suara kami mencapai puncak kehancuran bumi alam raya.
Jaman now, sedikit-sedikit update di sosial media dengan apa yang mereka pikirkan, lakukan, rasakan, sekedar untuk mengabarkan kejadian di dunia nyata maupun tidak nyata melalui lentikan jari- jari manja di gadget punyanya masing- masing. Captionnya pun beragam ada yang otw Sengkang, ke acara nikahan, mikir dalam mobil, kita sekarang di Soppeng kota guys, dan saya sibuk bikin video vlog perjalanan saya. Saya duduk diantara dua algojo perkasa yang siap mencocol manja jika ada yang menyentuh anak orang (cieee bilang aja anak mami). Saya duduk disebelah kanan dekat jendela mobil biar gak kepanasan. Ismul duduk paling belakang paling bebas menyandarkan tubuhnya untuk rehat. Perjalanan pun semakin menggelegar saat kami melewati bulu dua jalanannya berlubang, kita dalam mobil bak kertas kocokan arisan setiap saat terguncang dahsyat kalau ada tikungan tajam gitu nyaris hampir nabrak objek didepan kami. Teriak, ketawa tapi sebenarnya dumba juga sih, siapa tahu nama kita dipanggil sama malaikat ( horor banget ya). Kami tak ambil pusing yang penting cepat sampai ke rumah ekha.
Nyasar nyatanya, pas kita lewat tugu kota Bone kita salah jalur guys, ikut arah aplikasi google maps, saya bilang" gak selamanya maps di google itu benar", nyatanya benar juga kita nyasar jauh, solusinya kita tanya saja sama orang-orang- orang yang tinggal disitu siapa tahu dapat dikasih petunjuk sama bapak yang diatas (hahahaha).
This post have 0 comments
EmoticonEmoticon