Pagi yang sedang sibuk mengeruk pasir
dan memecahkan batu kerikil di salah satu lereng bukit yang ada di Desa Samba. Aktifitas
tersebut merupakan pekerjaan sehari-hari warga sekitar daerah tersebut cerah tadi terlihat warga kampung
penambang pasir di Desa Samba, lingkungan Hutan Adat, Kecamatan Ende Utara mulai
beraktifitas. Para warga kampung dan merupakan
mata pencaharian mereka.
Dibawah lereng bukit ini para warga
bekerja demi memenuhi kebutuhan keluarga
mereka. Lereng bukit ini cukup terjal dan terdapat
bebatuan dengan kondisi yang rapuh sehingga keselamatan para penambang sangat
dikhawatirkan. Pagi
tadi beberapa wanita maupun
laki-laki sedang
sibuk mengeruk pasir yang ada di lereng bukit tersebut menggunakan peralatanj
sederhana seperti
garpu, linggis, palu, sekop maupun alat lainnya. Ibu Maria; wanita separuh baya bermata pencaharian sebagai penambang
pasir ini sudah lama bekerja bersama suami dan anak-anaknya. Penghasilan yang mereka
peroleh dari hasil menambang batu kerikil
tiap satu minggu pasir dan batu dimanah batu yang jatuh mengenai kaki
mereka yang membuat kaki atau tangan mereka luka . disamping itu para wanita
yang membawa balita atau anaknya sulit menenagkan anak mereka rewel ataupun
nangis ,namun itu bukan menjadi persoalan bagi mereka . ditempat yang sama harga
jenis pasir sirtu satu truk seharga
Rp.500.000 , pasir putih dan pasir hitam seharga Rp.120.000 ,harga kelikirnya Rp.600.000 . pasir dan batu kerikil yang dijual
iniuntuk satu
truk mobil diharga
Rp 450.000. Harga itu
mengganjar waktu kerja mereka yang dimulai pada pukul 08.00 sampai sore atau
malam. Penduduk yang mengeruk pasir di kawasan lereng bukit
Desa Samba ini bukan hanya dari penduduk
Desa Samba melainkan dari Desa Soka. Mereka bekerja dengan tidak mengenal
lelah dan bercucuran keringat.
Pernah suatu kecelakaaan yang mereka
alami sewaktu mengeruk biasanya pembeli pasir maupun kerikil itu dibeli oleh
proyek- proyek bangunandan juga oleh warga masyarakat yang ada dikota . sudah
menjadi kebiasaan sehari- hari bagi warga desa Samba untuk mencari rezeki
ditempat penambangan pasir dan batu kerikil ini sejak dari turun temurun nenek
monyang mereka . walaupun debu pasir jatuh terhembus ke mata mereka tetap sabar
dalam pekerjaan itu . sewaktu hujan pasir yang telah mereka tumpuki terbawah
oleh air banjir sehingga pasir tersebut berkurang,hal ini juga menyulitkan
mereka untuk mengeruk pasir dan batu. Pekerjaan tersebut menyebabkan anak- anak
yang masih mengenyam dibangku pendidikan terputus karena mereka lebih memilih
membantu orangtua mereka untuk mengeruk pasir dan batu kerikil tersebut. Kita
tidak heran lagi dengan aktifitas warga Desa yang terus menerus mengeruk lereng
bukit tersebut . dari hasil yang mereka peroleh dari usaha penambangn pasir dan
batu kerikil ini mampu membiayai anak mereka dibangku perguruan tinggi sekitar
tiga puluh orang yang pendidikan perguruan tinggi tersebut dibantu orang tua
mereka yang bermata pencaharian sebagi penambang pasir dan batu kerikil . Pemerintah Daerah mengkhawatirkan kondisi
lereng yang sangat rawan terhadap terjadinya tanah longsor dan banjir , untuk
itu Bapelda maupun pihak lainnya sudah melakukan penyuluhan dan pelarangan
untuk menambang pasir dan batu kerikil jika melanggar maka akan terkena sanksi
hukum yang tegas dari pemerintah. Dari pernyataan tersebut warga sekitar Desa
Samba masih saja menambang pasir dan batu kerikil karena itu merupakan sumber mata pencaharian,
dan nasib mereka .

This post have 0 comments
EmoticonEmoticon