-->

iklan

Saturday, March 5, 2016

author photo

Makassar sebagai kota besar dan tergolong maju masih memiliki berbagai persoalan. Salah satunya masalah pengemis atau Kaum Marginal khususnya masyarakat Kampung Kusta Jongaya di Dangko. Kampung kusta Jongaya adalah kumpulan masyarakat penderita maupun eks kusta yang berada dijalan Dangko Kecamatan Tamalate Kelurahan Ballang Baru Khususnya lingkungan RT 06 RW 04 jumlah 70 kepala keluarga diantaranya penderita kusta yang berjumlah sekitar 45-50 orang dan selebihnya mantan penderita kusta dan bukan penderita kusta . Mata pencaharian warga RT 06 RW 04 ini meliputi Pedagang , Supir pete-pete, Guru ngaji, Buruh Bangunan, Pengrajin ,Pengemis dan Pengangguran. Sebelum adanya Aksi Indonesia Muda Kampung kusta Jongaya masih  belum sejahtera , masih ada tawuran antar tetangga , anak- anak malas untuk bersekolah ,pengemis ,dan kurangnya kebersihan di kampung kusta jongaya .

Peranan Aksi Indonesia Muda masih ada kekurangannya  contoh : pembagian mesin menjahit kurang merata dan tidak tepat sasaran alasannya penerima bantuan mesin jahit dari Dinas Sosial tidak memiliki keahlian bahkan yang bukan penderita kusta mendapat mesin jahit khususnya penderita cacat kusta yang seharusnya diberdayakan melihat masih ada pengemis yang berasal dari warga Dangko itu sendiri, keluhan Ibu Inar ,ibu Nami,ibu Syamsiah dan Pak Rusli selaku RW 04 RT 06 . Sebaiknya disaat pembagian mesin jahit nanti maka akan didata ulang dilihat mana yang memiliki keterampilan dan yang tidak memiliki keterampilan akan dilatih oleh pembimbing yang berkompeten . Diusahakan pula untuk yang benar-benar penderita diberi pelatihan keterampilan.
Kedua, dibidang Pendidikan AIM sudah mendirikan Rumah Baca terbuka untuk masyarakat Dangko itu sendiri . Pendidikan Informal dari AIM  ini cukup  baik sebab dengan adanya Rumah Baca inilah mendorong semangat anak-anak untuk bersekolah yang dulunya mereka malas bersekolah .  Mereka cukup terbantu dengan adanya pendidikan gratis dari pemerintah serta dibantu oleh AIM . Ibu Syam beliau sangat bersyukur sekali adanya Rumah Baca ini sehingga anaknya tidak hanya bermain saja tetapi belajar dirumah baca . Kendalanya Rumah Baca ini masih belum menyentuh secara menyeluruh bagi warga Dangko dan juga fasilitasnya masih kurang seperti buku, tempat belajar perlu sedikit di modifikasi dengan tempat agak terbuka misalnya, dan menyediakan lebih banyak buku berbagai macam bacaan sehingga menarik minat semua warga Dangko untuk belajar dirumah baca tersebut. Rumah Baca juga bisa dialihkan sebagai tempat Sosialisasi penanaman nilai moral ,etika agar mereka tidak lagi berperilaku buruk dan kenyataannya Rumah baca saat ini yang dilihat orang tua anak- anak hanyalah sebuah gudang kain percak dan mesin jahit .
Ketiga kurangnya pendekatanAIM terhadap Warga Dangko dan belum menyeluruh. Warga  Dangko belum bisa mandiri . Sampai saat ini masih bergantung pada AIM  dan belum bisa mengelolah sendiri apa yang sudah diberi oleh AIM . Keempat , pengangguran , pengemis yang sampai saat ini merajalela di Makassar  itupun orang- orang Dangko itu sendiri  yang sering ditangkap dan dipulangkan oleh Satpol PP . Mereka merasa tidak cukup dengan bantuan subsidi pemerintah sebesar Rp 125.000 perbulan dan bantuan sembako tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari –hari
Kelima ,Pemuda Dangko dilatih ketrampilan agar tidak hanya berdiam dan nongkrong dijalan tetapi juga punya ketrampilan , bukan hanya ketrampilan kerajinan tangan tetapi ketrampilan mesin otomotif dan lainnya.

Selama ini AIM telah banyak berkorban memberikan bantuan materi maupun non materi kepada Masyarakat Dangko . namun masih ada kurang kesadaran masyarakat Dangko untuk mandiri . Usaha AIM untuk warga Dangko belum selesai. "MAN JADDA WA JADDA "(Barangsiapa yang bersungguh-sungguh pasti akan sukses).

Aksi Indonesia Muda

your advertise here

This post have 0 comments


EmoticonEmoticon

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement

Themeindie.com